Kuliner Halal di Pontianak

Pontianak

Bulan lalu, kami mengunjungi Kota Pontianak, Ibu Kota Kalimantan Barat. Suami saya dimutasi ke sana dan kami ikut selama 2 minggu dan akhirnya kembali ke Makassar lagi. Saat suami pergi kerja, saya dan anak saya keluar dan mengeksplor aneka kuliner disana. Beberapa kami rangkum dalam blog ini.

Kuliner Halal Pontianak

Sebenarnya sangat mudah menemukan kuliner halal di Pontianak. Kota ini dominan dihuni suku melayu, china dan dayak. Sebagian kecilnya lagi adalah pendatang. Namun sebagian besar kuliner yang populer adalah kuliner peranakan. Apabila tidak berhati-hati ada titik krisis yang membuatnya tidak halal.

Choi Pan atau Chai Kue

Salah satu kuliner halal di Pontianak yang penasaran ingin saya coba adalah Choi Pan atau Chai Kue. Namun karena saat itu masih suasana imlek, dan penjaja makanan ini kebanyakan keturunan Tionghoa, sehingga warung yang banyak direkomendasikan sedang tutup. Beruntung ada satu warung yang buka.

Choi Pan merupakan istilah dalam bahasa Hakka, sedangkan Chai Kue merupakan istilah dalam bahasa Tiochiu. Keduanya kurang lebih berarti sama. Yakni “Kue berisi sayuran”. Dalam tradisi masyarakat Tionghoa penganan ini merupakan sarapan bagi mereka. Tetapi kini lebih sering dinikmati sebagai cemilan.

Kuliner ini masih merupakan family dimsum. Namun isinya lebih spesifik berupa sayuran. Yakni berupa bengkuang, talas dan kucai. Dibalut dengan kulit tipis berbahan tepung beras dan kanji yang dibentuk lingkaran. Dan akan dilipat menjadi setengah lingkaran setelah diisi. Adonan lalu dikukus, diberikan toping bawang putih goreng dan siap dinikmati.

Kenikmatan Choi Pan adalah saat masih hangat dari kukusan. Lalu direndam dalam perpaduan saos sambal pedas, asam dan gurih. Kemudian dimakan dengan bawang putih gorengnya. Di dalam mulut perpaduan tumisan sayur dan ebi serta sambalnya menyatu menciptakan sensasi rasa yang lezat. Perpaduan tekstur sayu dengan kulit yang kenyal serta tumisan bawang putihnya mewakilkan cerita tersendiri.

Choi Pan atau Chai Kue

Pengkang

Pengkang adalah salah satu kuliner halal pontianak yang pernah disebutkan dari film Aruna dan lidahku. Saat Aruna berkunjung ke Pontianak bersama teman-temannya, mereka mencoba kuliner ini. Pengkang adalah penganan berbahan dasar beras ketan yang diaron dengan santan. Kemudian beras tersebut dimasukkan ke dalam lipatan daun pisang lalu ditengahnya diberikan tumisan ebi kering dan ditutup lagi dengan beras. Daun pisang lalu dibentuk menyerupai kerucut dan ditutup dengan menyematkan lidi di ujungnya. Kemudian diolesi minyak seluruh permukaannya dan dibakar.

Perpaduan santan, beras ketan, ebi dan aroma bakar daun pisang ini membuat makanan ini sangat gurih dan lezat. Kurang lebih seperti lemper atau gogos di Makassar. Namun aromanya lebih tajam karena menggunakan ebi dan lebih oily karena sisi daunnya diolesi minyak. Konon jaman dahulu, ini dijadikan bekal saat berkebun.

Makanan tradisional ini dicatatkan sebagai warisan budaya non benda yang berasal dari Kalimantan Barat

Pengkang Pontianak

Bakmi Kering Haji Aman

Kota Pontianak sangat terkenal dengan olahan mienya. Kita bisa menemukan berbagai olahan mie di kota ini. Namun harus berhati-hati karena beberapa diantaranya tidak halal karena menggunakan minyak babi sebagai campurannya. Jika melihat kita seorang muslim, biasanya mereka akan memberitahu hal tersebut.

Salah satu bakmi yang terjamin kehalalannya adalah Bakmi Kering Haji Aman. Bakmi kering ini sebenarnya berasal dari Singkawang. Namun kini mereka telah membuka cabang di Pontianak.

Bakmi Haji Aman menawarkan bakmie homemade yang kenyal dengan ukuran diameter mie yang kecil. Mie tersebut dimasak bersamau taoge, lalu diangkat dan ditiriskan lalu dicampur dengan minyak bawang putih, cuka dan kecap ikan. Setelah itu mie disajikan dalam mangkok da ditambahkan aneka toping sesuai selera. Mulai dari olahan ayam, sapi atau udang yang sangat gurih.

Adalah Haji Aman pemilik warung bakmie ini. Warga keturunan Tionghoa yang bernama asli Herman atau Cia Jung Hong ini, telah menjadi muallaf sejak 28 tahu lalu. Sebagai umat muslim yang taat, beliau menjamin kehalalan produk yang dijualnya. Kini, Haji Aman aktif di kepengurusan Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Singkawang dan menjadi pemimpin di komunitas muallaf tersebut.

Bakmi Kering Haji Aman

Asam Pedas

Belum lengkap ke Pontianak jika belum mencoba olahan seafood nya. Asam Pedas adalah salah satu kuliner halal Pontianak yang jadi primadona yang merupakan makanan khas suku Melayu di Pontianak. Seafood di Pontianak banyak disajikan menjadi olahan asam pedas seperti ikan, kerang dan lainnya.

Asam Pedas dibuat dengan bumbu bawang merah, bawang putih, cabe rawit, lengkuas dan terasi. Asamnya biasanya berasal dari asam, tomat dan nenas. Perpaduan rasa pedas dan asamnya membuat olahan masakan ini terasa sangat segar dan lezat disandingkan dengan nasi putih hangat.

Kaloci

Meskipun cemilan ini banyak dijajakan di jalan Gajah Mada, pusat pecinan, namun kaloci termasuk kuliner halal Pontianak yang layak untuk dicoba. Kaloci merupakan cemilan sejenis mochi. Bahan dan proses pembuatannya pun kurang lebih sama seperti membuat adonan mochi pada umumnya. Tetapi kaloci dipotong kecil-kecil dan tanpa isi. Kacang, gula dan wijen dijadikan sebagai taburan bukan sebagai filling. Kaloci tersedia dalam berbagai rasa seperti original, pandan, dan lainnya.

Pisang Goreng Srikaya

Cemilan terakhir yang wajib dicoba saat ke Pontianak adalah Pisang Goreng Srikaya. Yakni pisang goreng tepung yang sangat garing yang dilumuri dengan saos srikaya.