7 Bahan Jadi Foodies Bermodal Kamera Handphone

cover mobile phone food photography

Saat ini foodies menjadi gaya hidup tersendiri. Jepret makanan setelah masak atau saat nongkrong menjadi hal yang wajib. Tapi banyak yang mengeluh karena hanya menggunakan mobile phone camera. Padahal, meskipun hanya menggunakan kamera handphone, kita tetap bisa menghasilkan foto makanan yang menarik. Di workshop saya terakhir saya sharing tentang ini. Agar lebih banyak yang tahu saya akan tuliskan disini. Bagaimana menjadi food photographer bermodal kamera handphone.

Workshop di Hotel Myko

IMG_7485

Minggu lalu, Bapak Wilson – Brand Strategist Hotel Myko menghubungi saya. Beliau mengundang saya untuk mengisi workshop photography. Workshop ini disandingkan dengan Food Styling yang akan diperlihatkan Chef Adit. Setelah saya pikir-pikir, saya pun mengiyakan ajakan ini. Mumpung baru-baru dapat ilmu baru, jadi wajib untuk dibagi. Agar lebih tertanam ilmunya.

Workshop ini diselenggarakan pada hari Selasa, 15 Agustus 2017. Bertempat di Hotel Myko Makassar. Sejak hari Sabtu, pendaftaran telah dibuka. Calon peserta diminta mengisi google form. Dan pada hari Selasa akan dihubungi jika terpilih.

Rupanya banyak follower di instagram saya yang mendaftar. Sayangnya, banyak diantaranya tidak terpilih. Karena tempat yang terbatas. Ada yang terpilih tapi katanya tidak ditelpon. Ada yang ditelpon tapi tidak diangkat, jadi tidak datang.

Untuk sedikit mengobati kekecewaan, saya ingin membagi materi yang saya bawakan saat itu melalui blog ini.

Baca Juga : Gastronomique Food Tasting di Hotel Myko

7 Bahan Jadi Foodies Bermodal Kamera Handphone

Kamera Handphone

Di bulan Ramadhan lalu, Hotel Myko mengundang saya untuk test food. Ceritanya saya pernah tuliskan disini. Karena rempong dengan orderan kue menjelang lebaran, lupa charger DSLR. Padahal tulisannya harus dishare dengan foto. Akhirnya saya memutuskan menggunakan kamera yang ada saja. Kamera handphone. Dan foto-foto dibawah inilah hasilnya.

Menggunakan kamera handphone memang jauh lebih praktis. Tidak perlu bawa kamera besar apalagi banyak lensa. Terutama jika ditempat makan yang banyak orang. Terkadang kita dipelototi saat mengeluarkan kamera dslr atau mirrorless. Asal kita paham, tetap bisa menghasilkan foto yang bagus. Saya rangkumkan dalam 7 modal di bawah ini.

#1 Passion and Knowledge

1 Passion & Knowledge

Satu hal yang perlu dipahami terlebih dahulu. Bahwa Food Photography berbeda dengan Food Dokumentasi. Dokumentasi makanan hanya memotret makanan seadanya saja. Tidak ditata. Tidak diperhatikan cahayanya. Tidak ada pengaturan komposisi dan sebagainya. Sedangkan Food Photography lebih kepada seni memotret makanan itu sendiri. Semua detail harus diperhatikan. Itulah mengapa food photography bukan hal yang mudah. Butuh passion untuk melakukannya. Bahkan untuk kelas food photographer profesional, memotret 1 menu bisa setengah hari. Membosankan? Iya, bagi yang tidak menyukainya.

Tetapi punya passion saja tidak cukup. Kita harus mempelajarinya. Kita harus tau “apa” yang kita foto. Tau rasanya bagaimana. Tau teksturnya seperti apa. Bahkan sampai latar belakang dan sejarahnya. Hal itu sangat berguna agar kita bisa memberikan “nyawa” pada foto kita.

Memahami logika kuliner wajib hukumnya. Ini adalah modal untuk menggunakan alat makan serta garnish secara logis. Pasti akan aneh jika kita menampilkan klepon dengan pisau dan garpu. Atau meletakkan daun seledri sebagai garnish cheese cake.

Punya pengetahuan tentang dasar fotografi juga penting. Ini sangat membantu kita dalam menggunakan kamera sebijak mungkin.

#2 Master Your Gear

Master Your Gear oke

Saya selalu percaya bahwa kamera terbaik adalah apa yang digenggaman kita. Apapun yang kita punya, kita bisa memaksimalkan hasilnya. Salah satu caranya dengan mengenali alat kita tersebut.

Akhir-akhir ini, perkembangan kamera handphone cukup pesat. Berbagai fasilitas sudah ada di dalamnya. Tinggal kita sebagai pengguna akan menggunakan untuk apa. Pelajari kameranya dan temukan harta karun di dalamnya. Gunakan iso serendah mungkin untuk mendapatkan hasil yang tajam.

Seorang peserta workshop kemarin bertanya. Apakah ada standar minimal megapixel untuk foto makanan? Kalau menurut saya, pixel penting jika foto akan dicetak. Tetapi jika kita memotret hanya untuk sosial media saja, tidak terlalu tinggi pun tidak masalah.

#3 Light Direction

light direction ok

Arah cahaya yang disarankan untuk memotret makanan adalah dari belakang dan samping. Pemotretan makanan seperti halnya memotret still life. Kita butuh memperlihatkan dimensi dan teksturnya. Sedangkan cahaya dari depan akan membuatnya terlihat flat.

Adanya bayangan justru yang akan membentuk dimensi. Asal bayangannya tidak terlalu keras dan menganggu foto secara keseluruhan. Cahaya bisa dibantu dengan menempatkan reflektor dari arah yang berlawanan. Reflektor bisa berupa gabus, kertas putih, alu foil atau cermin.

#4 Best Angle

Best Angle pke

Untuk merepresentasikan suatu makanan dalam foto kita harus mengenalnya. Dengan demikian, kita tau apa yang ingin ditonjolkan. Makanan dengan toping yang menarik misalnya, bagus menggunakan top view. Kue dengan pinggiran dan toping yang cantik pas jika difoto dengan kemiringan 45 derajat.

Lensa kamera handphone yang lebar sangat bagus untuk pengambilan top view. Itu mengapa style flat lay makin marak akhir-akhir ini. Karena style seperti ini paling pas dengan kondisi kamera handphone. Eye level juga bisa digunakan. Ambil gambar dari jauh agar benda tidak distorsi. Terakhir editing dengan croping.

#5 Composition

Composition

Berimprovisasi dengan pengaturan komposisi akan menghasilkan gambar yang menarik. Juga sangat penting untuk mengarahkan mata orang lain fokus pada apa yang ingin kita ceritakan. Saya pribadi lebih suka menggunakan komposisi rule of third. Karena komposisi inilah yang paling pas dengan posisi mata manusia.

#6 Editing

Editing ok

Tidak ada yang salah dengan editing. Tetapi menghasilkan foto yang bagus sejak saat mengambilnya akan jauh lebih bagus. Sebuah foto makanan sebaiknya tidak diedit berlebihan. Karena kita ingin menampilkannya senatural mungkin. Oleh karena itu edit yang disarankan lebih kepada brightness, contrast, saturasi dan sharpen saja. Itupun sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Agar hasil akhirnya tetap seperti sebagaimana mata ingin melihatnya dalam dunia nyata.

Foto-foto yang saya tampilkan di atas sebenarnya agak kekuningan. Karena kondisi tempat kami makan, cahaya lampunya berwarna kuning. Untuk membuat warnanya lebih putih saya mengedit temperature dengan menguranginya. Hingga mendapatkan warna netral. Juga menambahkan brightness, contrast. Sedikit saturasi untuk mengeluarkan warnanya. Dan terakhir sedikit sharpen agar hasilnya lebih tajam.

#7 Practice Makes Perfect

Practice

Latihan, latihan dan latihan. Gunakan kamera handphone untuk memotret makanan sesering mungkin. Pada akhirnya kita akan menemukan style sendiri. Juga akan lebih paham kekurangannya dimana. Tentu saja dengan memaksimalkan kelebihannya.

Jangan pernah berhenti belajar. Karena ilmu food photography dan food styling terus berkembang. Layaknya fashion, ada perubahan tren setiap tahun.

Baca Juga : 7 Hal Penting Food Photography Menggunakan Handphone

Workshop Food Styling

Setelah saya membawakan workshop fotografi, selanjutnya workshop food styling. Di workshop ini kita diajarkan teknik dasar membuat plating a la Chef. Chef Adit dari Hotel Myko yang memberikan workshopnya. Pertama beliau memperlihatkan teknik mengoles saos. Mulai dari menggunakan kuas hingga sendok. Lalu dilanjutkan dengan teknik menata nasi.  Terkahir peletakan lauk dan pelengkap lainnya. Keindahan suatu plating salah satu yang membuat saya jatuh cinta pada dunia kuliner.

Selanjutnya sekitar 20 peserta yang hadir berkompetisi untuk food styling. Hotel Myko telah menyediakan semua yang dibutuhkan untuk plating. Nasi aneka warna. Berbagai lauk seafood. Aneka saos. Hingga garnish pendukung. Peserta hanya tinggal membuat plating yang semenarik mungkin selama 20 menit. Lombanya sangat seru. Plating yang dihasilkan pun tidak kalah menarik dari hasil buatan chef.

Salah Satu Food Styling by Chef Adit dari Hotel Myko

Salah Satu Food Styling by Chef Adit dari Hotel Myko

Lina, Pemenang Pertama Lomba Food Styling

Lina, Pemenang Pertama Lomba Food Styling

Bimo, Pemenang Ketiga Food Styling

Bimo, Pemenang Ketiga Food Styling

Setelah makan malam, pemenang lomba pun diumumkan. Juara Ketiga adalah Bimo. Juara kedua lupa namanya, lupa foto juga. Maafkan. Juara Pertama Lina. Ketiga pemenang ini unggul di kreatifitas. Hasil plating mereka “tidak biasa” dibanding peserta lain.

Selamat kepada pemenang. Masing-masing mendapatkan voucher makan di Resto yang ada di Hotel Myko. Dan pemenang foto nantinya akan mendapatkan voucher menginap 1 malam di hotel Myko.

Wah… hadiahnya menyenangkan sekali. Tau gitu, saya jadi peserta saja bukan jadi pemetari dan juri. Kalau menang bisa nginap di Hotel Myko plus menikmati signature dish nya yang terjamin enak.