Baroncong

baroncong head

baroncong 3

Kue Barancong adalah salah satu kue favorit Eci dan bapaknya. Rasanya yang nikmat selagi hangat membuat kue ini menjadi cemilan favorit di perjalanan ke kantor di pagi hari. Terkadang kami singgah di penjual baroncong yang nongkrong di jalan pegayoman.

Bentuk kudapan ini menyerupai pukis, berbentuk bulan sabit, karena dibuat dengan cetakannya yang sama. Hanya saja kedua kue tersebut berbeda cita rasa dan tekstur. Baroncong menyajikan rasa gurih dari santan dan kelapa sekaligus membuat teksturnya menjadi unik, memadukan tekstur garing di luar, lembut dan sedikit crunchy dari kelapanya di bagian dalam. Selain itu, perpaduan aroma kelapa dan kayu bakar membuat cemilan ini semakin lezat menjadi teman setia untuk dinikmati sambil menyeruput kopi, teh ataupun sarabba.

Kue ini sudah terkenal sejak jaman dahulu namun belum ada sumber yang dapat menyebutkan mengapa kue ini disebut Baroncong. Menurut Sejarawan Makassar, Edward Lamberthus, konon penganan khas ini menjadi sarapan bagi masyarakat sebelum berkebun. Kandungan gula, kelapa serta tepung pada adonannya dirasa cukup sebagai pembentuk energi. Di Pantai Losari awalnya lebih banyak yang menjajakan baroncong sebagai teman menikmati sunset namun seiring perkembangan zaman, baroncong digeser pisang epe yang memiliki lebih banyak varian rasa. Bahkan saat ini makin sulit menemui penjual baroncong, kalau pun ada harus lebih hati-hati memilih karena banyak diantaranya menggunakan pemanis buatan.

Daripada khawatir dengan kandungannya, yuk membuat baroncong di rumah…

baroncong 1

Resep Baroncong:

– 250gr tepung terigu
– 500ml santan cair
– 1 kuning telur
– parutan 1/2butir kelapa – 75-100gr gula pasir (sesuaikan dengan selera)
– Garam secukupnya
– 1/2sdt baking powder


Cara membuat:
1. Campurkan semua bahan hingga lembut dan tidak bergumpal, saring jika perlu.
2. Panaskan loyang cetakan pukis, olesi permukaannya dengan minyak.
3. Tuang adonan pada cetakan. Tutup dan tunggu hingga matang

baroncong2