Musim hujan dan kuliner berkuah sebuah kisah yang akan selalu abadi. Saat cuaca dingin, secara otomatis metabolisme tubuh akan meningkat untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu di luar tubuh. Meningkatnya proses metabolisme tersebut, membuat perut cepat kosong dan cairan dalam tubuh cepat berkurang yang mengakibatkan dehidrasi. Makanan berkuah pun jadi pilihan yang sangat tepat.
Awal musim penghujan, dikala cuaca labil, banyak diantara kita yang mudah terserang influenza. Hidung meler disertai batuk sangat mengganggu. Sejak dahulu masyarakat Indonesia percaya, berbagai rempah-rempah dapat mengobati banyak penyakit termasuk flu. Dengan mengolahnya dalam bentuk makanan maupun minuman, rempah-rempah ini tidak hanya menjadi sekedar obat tetapi juga sajian yang nikmat.
Di Makassar, begitu banyak pilihan makanan berkuah yang kaya akan rempah-rempah. Sebut saja: coto, pallubasa, kapurung, pallumara, sop konro, sop saudara dan banyak lainnya. Dari semua jenis makanan berkuah di atas, sop saudara punya keunikan tersendiri karena namanya.
Sop saudara adalah sebuah mahakarya dari H. Dollahi, pemilik warung Sop Saudara yang terkenal di jalan Andalas. Nama Sop Saudara sendiri terinspirasi dari nama Coto Paraikatte yang berarti saudara. Dengan pemberian nama tersebut diharapkan semua orang yang menikmati sop ini akan merasa bersaudara dengan pemilik, pelayan dan sesama penikmat sop saudara. Dari sumber yang lain, konon Sop Saudara adalah sebuah penegasan sebuah identitas, Saya Orang Pangkep (SOP), Saudara!
Sejarah Sop Saudara
Berawal dari bekerja sebagai pelayan di sebuah warung sop daging yang sangat terkenal di Makassar tahun 1950-an, H. Dollahi mencoba peruntungannya dengan membuka warung sendiri dan memperkenalkan sop hasil racikannya. Rupanya sop tersebut mendapat sambutan yang baik dan mendapatkan tempat tersendiri di hati para penikmatnya.
Sop hasil buatan H. Dollahi menjadi fenomena kuliner berkuah di Makassar. Perpaduan antara kuah berempah dan soto daging. Kalau kuliner berkuah daging pada umumnya saat itu hanya menyajikan potongan daging dan kuah saja, beliau berinovasi, melengkapinya dengan bihun dan perkadel kentang. Sedikitnya ada 10 jenis bumbu khas Indonesia yang akan diolah menjadi kuah sop ini. Melalui tangan dingin H. Dollahi perpaduan berbagai bumbu itu menjadi satu sajian yang sangat lezat.
Seiring waktu Sop Saudara menjadi satu bisnis kuliner yang sangat menjanjikan. Melihat peluang ini, H. Dollahi mempekerjakan 14 orang yang tak lain adalah keluarganya sendiri dan menjadi pewaris resep sop saudara ini. Kini, setiap karyawan itu telah mengembangkan warung sop saudara-nya masing-masing bahkan telah dikembangkan oleh anak cucu mereka. Hampir semua warung makan, baik yang ada di Makassar maupun di kota-kota lain bahkan di luar negeri, yang menjajakan Sop Saudara pasti memiliki hubungan keluarga dengan H. Dollahi.
Salah satu yang sangat sukses mengolah dan memasarkan Sop Saudara adalah H. Syamsul Hamzah (H. Ancu), pemilik Rumah Makan Sop Saudara di ujung jalan Pettarani. Warung yang selalu ramai ini adalah salah satu warung yang membuat Sop Saudara makin terkenal. Kepiawaian beliau memasarkan hidangan ini, menjadikan Sop Saudara menjadi salah satu kuliner yang wajib dicicipi penggemar kuliner yang berkunjung ke Makassar.
Untuk mengembangkan pasar, H. Ancu membuka cabang warung Sop Saudara di Tello, Jalan Urip Sumihardjo, Makassar. Warung Sop Saudara yang terletak tak jauh dari bekas Tugu Adipura tersebut milik anak H. Ancu sepenuhnya.
Keunggulannya sama dengan warung Sop Saudara yang terdapat di Pettarani. Daging yang disajikan adalah daging sapi yang dijamin kesegarannya dengan pengolahan khusus yang membuat daging tersebut empuk, tidak alot. Kuahnya kaya akan rempah-rempah dengan perpaduan yang pas, memanjakan lidah dan selalu disajikan dalam keadaan hangat. Warna kuahnya segar dari bumbu kunyit yang menggugah selera. Perkadel kentang sebagai pelengkap sangat lezat dengan keseimbangan rasa bumbu dan kentang.
Menurut sang pemilik, mereka tak mengalami kendala berarti dalam proses pemasaran. Walaupun baru setahun berdiri, sejak tanggal 22 Desember tahun lalu (2014), warung ini telah mendapatkan pasarnya sendiri. Dengan menampilkan konsep modern di interiornya, warung sop saudara ini terlihat lebih berkelas dibanding warung lainnya. Dapur tempat menyajikan sop dapat dilihat langsung oleh pelanggan dan terjamin kebersihannya. Furniture yang digunakan simpel dengan motif kayu tapi terkesan modern. Warna tembok berwarna putih memberikan kesan luas dan nyaman. Piring dan mangkok penyajian makanannya berwarna putih polos layaknya makanan di hotel. Bagi kita yang sedang dalam perjalanan dan handphone sedang lowbat, di warung ini disediakan tempat khusus untuk mengisi baterai handphone.
Satu hal lagi, yang menurut saya menjadi kelebihan utama warung ini. Teh hangat maupun es teh yang disajikan selalu dalam keadaaan segar, baru dibuat dan satu kantongan teh hanya untuk satu gelas saja.
Bila di musim penghujan ini Anda ingin menikmati makanan berkuah yang kaya akan rempah, mungkin Warung Sop Saudara Tello Cabang Pettarani ini bisa jadi pilihan. Selain sajian makanannya lezat, warungnya nyaman, pemiliknya pun ramah dan baik hati
Sop Saudara Rp. 20.000
Nasi Rp. 5.000
Beh, saya bacanya pas hujan2, langsung a’bebe. Inarrrr tanggung jawab hiks.
Hahaha… Langsung ke warungnya kak Ama saja