Sejak kecil saya suka melihat foto-foto makanan yang ada di buku kumpulan resep ibu. Dulu, Ibu memang rajin mengumpulkan resep-resep makanan yang ada di majalah kemudian menjilidnya menjadi satu booklet yang sangat tebal. Saya tak pernah bosan membuka booklet itu. Saat itu memang saya masih terlalu kecil untuk mencoba resep-resep yang ada di buku tersebut, karena memang buka resepnya yang saya perhatikan tetapi foto-fotonya.
Foto-foto makanan maupun minuman yang tersusun dengan komposisi yang menarik serta pencahayaan yang baik memiliki nilai seni tersendiri. Hanya dengan melihatnya saja, kita sudah bisa merasakan kelezatan dari makanan maupun minuman tersebut. Apa yang kita lihat, membuat kita tanpa sengaja menelan air liur.
Sudah sejak lama saya menyukai fotografi. Sejak pertama kali mampu menggunakan kamera, saya sudah tertarik dengan salah satu cabang seni ini. Fotografi berasal dari kata Yunani yaitu “Fos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis. Jadi fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Seiring waktu, fotografi terus berkembang menjadi berbagai cabang. Mulai dari fotografi arsitektur, fotografi dokumenter, fashion, landscape, nature, jurnalisme dan lainnya. Salah satu yang menarik bagi saya adalah Food Photography atau fotografi makanan.
Food photography adalah salah satu spesialis dibidang fotografi yang bertujuan menghasilkan foto-foto menarik makanan untuk digunakan dalam iklan, kemasan, menu atau buku resep masakan. Dalam Food Photography, lampu, latar belakang dan setting dipersiapkan dengan hati-hati untuk menyajikan makanan dengan cara yang semenarik mungkin tanpa merusaknya. Warna dan tekstur latar belakang dipilih sehingga dapat secara efektif melengkapi makanan dan untuk membantu pencahayaannya.
Hobby kakak saya membuat kue dan dia selalu meminta saya mengambil gambar kue buatannya. Awal belajar mengambil gambar foto-foto kue buatan kakak saya, saya mengalami banyak kesulitan bagaimana mengatur latar belakang, komposisi, perpaduan warna dan pencahayaan. Hasilnya pun seadanya seperti dibawah ini.
Saya termasuk orang yang senang mempelajari hal-hal yang baru. Saya pun terus belajar bereksperimen pada setiap makanan yang dibuat di rumah. Meskipun hanya menggunakan kamera saku, bukan kamera profesional, tapi kakakku selalu memberi semangat bahwa saya pasti tetap bisa membuat foto-foto yang bagus walau hanya dengan kamera saku biasa. Inilah beberapa hasilnya…
Saya berharap suatu hari bisa membeli kamera profesional untuk melanjutkan hobby ini. Siapa tau saja saya bisa mendapatkan profesi baru sebagai food stylist.
Nice article….sangat inspiratif. Good luck and salam kenal yach sob…by info mesin roti
foto2nya bikin ngiler k..kapan ya bisa berkunjung ke rumahnya k’ inart coba itu semua???
cheese cake nya mo saya 🙂